Perencanaan Keuangan Keluarga Muda, Mulai Dari Mana?
Perencanaan Keuangan Keluarga Muda, Mulai Dari Mana?

Perencanaan Keuangan Keluarga Muda, Mulai Dari Mana?

Perencanaan Keuangan Keluarga Muda, Mulai Dari Mana?

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Perencanaan Keuangan Keluarga Muda, Mulai Dari Mana?
Perencanaan Keuangan Keluarga Muda, Mulai Dari Mana?

Perencanaan Keuangan Keluarga saat memulai rumah tangga adalah tantangan besar bagi pasangan muda, terutama dalam mengelola keuangan. Perencanaan finansial yang tepat sangat penting untuk memastikan kestabilan jangka pendek sekaligus kesiapan menghadapi masa depan.

Survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2022 menunjukkan hanya 38% keluarga muda Indonesia memiliki rencana keuangan tertulis, sementara 62% lainnya masih mengandalkan intuisi atau spontanitas dalam pengeluaran. Data ini menegaskan pentingnya edukasi dan strategi keuangan yang lebih terarah, terutama karena keluarga muda dihadapkan pada berbagai kebutuhan finansial seperti tempat tinggal, transportasi, anak, kesehatan, dan tabungan masa depan. Tanpa perencanaan yang matang, kebutuhan tersebut berpotensi menimbulkan tekanan dan konflik rumah tangga.

Langkah pertama dalam perencanaan keuangan adalah memahami aliran uang: berapa yang masuk, dan ke mana saja dikeluarkan. Banyak pasangan muda mengabaikan pentingnya pencatatan pengeluaran, padahal inilah fondasi dari pengelolaan keuangan yang sehat.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, rumah tangga muda (usia kepala keluarga di bawah 35 tahun) rata-rata menghabiskan 40–50% penghasilan mereka untuk konsumsi rutin, seperti makanan, transportasi, dan cicilan. Namun, 15–20% pengeluaran seringkali tak tercatat atau terjadi impulsif, seperti belanja daring dan hiburan.

Membuat anggaran bulanan dapat membantu mengontrol pos-pos pengeluaran dan menentukan batas maksimal belanja. Salah satu metode populer adalah metode 50/30/20, di mana 50% penghasilan di gunakan untuk kebutuhan pokok, 30% untuk keinginan, dan 20% untuk tabungan atau investasi.

Untuk mempermudah, banyak aplikasi keuangan seperti Jurnal.id, Dompetku, atau Catatan Keuangan by OJK tersedia gratis dan bisa membantu mencatat transaksi harian, membuat grafik, serta memberikan notifikasi batas pengeluaran.

Perencanaan Keuangan Keluarga adalah kunci. Konsistensi sangat penting—luangkan waktu 10 menit setiap malam untuk mencatat transaksi harian. Setelah 1–2 bulan, pasangan muda dapat mulai mengenali pola pengeluaran dan melakukan penyesuaian, seperti mengurangi frekuensi makan di luar atau menghentikan langganan layanan yang jarang di gunakan.

Perencanaan Keuangan Keluarga: Dana Darurat Dan Asuransi

Perencanaan Keuangan Keluarga: Dana Darurat Dan Asuransi setelah anggaran dasar terbentuk, langkah berikutnya adalah membangun dana darurat dan perlindungan finansial melalui asuransi. Dana darurat adalah uang tunai yang di simpan untuk situasi tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau biaya medis mendadak.

Menurut perencana keuangan Finansialku.com, keluarga muda idealnya memiliki dana darurat sebesar 3 hingga 6 kali pengeluaran bulanan. Langkah awal yang bijak adalah menghitung total pengeluaran bulanan secara rinci agar target dana darurat dapat di tetapkan secara realistis. Misalnya, jika pengeluaran keluarga adalah Rp7 juta per bulan, maka dana darurat idealnya berkisar antara Rp21–42 juta. Jumlah tersebut harus di sesuaikan dengan kondisi pekerjaan dan penghasilan, terutama bagi keluarga dengan sumber pendapatan yang tidak tetap.

Simpan dana darurat di instrumen likuid seperti tabungan reguler atau deposito jangka pendek agar mudah di akses tanpa risiko tinggi. Pilih lembaga keuangan terpercaya yang menawarkan kemudahan transaksi, suku bunga kompetitif, dan jaminan keamanan atas dana yang di simpan. Hindari menyimpannya di saham atau reksadana yang fluktuatif. Instrumen investasi dengan risiko tinggi dapat mengganggu fungsi utama dana darurat sebagai penyangga dalam situasi tak terduga.

Selain dana darurat, perlindungan melalui asuransi jiwa dan kesehatan juga sangat penting, terutama jika sudah memiliki anak atau salah satu pasangan menjadi tulang punggung utama. BPJS Kesehatan memang mencakup dasar, namun tambahan asuransi swasta memberikan jaminan lebih luas dan pelayanan lebih cepat.

Banyak pasangan muda menunda asuransi karena merasa sehat atau karena premi dirasa mahal. Padahal, semakin muda usia saat membeli polis, semakin rendah preminya. Ini adalah investasi jangka panjang untuk melindungi aset dan kenyamanan keluarga.

Menabung Dan Berinvestasi: Menyiapkan Masa Depan

Menabung Dan Berinvestasi: Menyiapkan Masa Depan tabungan dan investasi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka menengah dan panjang, seperti membeli rumah, pendidikan anak, atau pensiun dini. Sayangnya, banyak keluarga muda belum membedakan antara menabung dan berinvestasi secara jelas.

Menabung adalah menyimpan uang untuk kebutuhan jangka pendek dalam instrumen yang aman, seperti tabungan bank atau deposito. Sementara investasi bertujuan meningkatkan nilai uang dalam jangka panjang, walau dengan risiko lebih besar, melalui instrumen seperti saham, obligasi, reksadana, atau emas.

Survei Bareksa dan OJK tahun 2023 menunjukkan peningkatan partisipasi investor muda usia 21–35 tahun, mencapai 59% dari total investor di Indonesia. Ini menjadi indikasi bahwa semakin banyak keluarga muda mulai melek investasi, terutama di reksadana dan emas digital.

Bagi pemula, reksadana pasar uang atau pendapatan tetap bisa menjadi awal yang aman. Pilih produk yang dikelola oleh manajer investasi terdaftar dan berizin OJK. Platform seperti Bibit, Ajaib, dan Tokopedia Reksa Dana menawarkan kemudahan pembukaan akun hanya dengan Rp10.000.

Tetapkan tujuan finansial yang spesifik dan realistis, misalnya: “Ingin mengumpulkan Rp100 juta dalam 5 tahun untuk uang muka rumah.” Gunakan kalkulator investasi online untuk menentukan target bulanan, dan otomatisasikan proses menabung atau membeli unit investasi setiap bulan.

Mengelola Utang Dan Menyesuaikan Gaya Hidup

Mengelola Utang Dan Menyesuaikan Gaya Hidup utang bukan hal yang tabu dalam perencanaan keuangan. Namun, utang yang tidak terkontrol bisa menjadi bom waktu yang mengganggu stabilitas keuangan keluarga. Kartu kredit, cicilan kendaraan, atau pinjaman online sering menjadi sumber masalah karena bunga tinggi dan kurangnya disiplin.

Menurut Laporan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2022, sebanyak 31% keluarga muda mengaku memiliki lebih dari satu utang konsumtif yang berjalan bersamaan. Ini menunjukkan perlunya kontrol dan strategi dalam pengambilan pinjaman.

Aturan umum adalah rasio cicilan bulanan tidak melebihi 30% dari total penghasilan. Jika total penghasilan keluarga Rp10 juta, maka jumlah cicilan idealnya maksimal Rp3 juta. Di luar itu, kemampuan menabung dan belanja akan terganggu.

Selain itu, gaya hidup juga berperan besar dalam keberhasilan perencanaan keuangan. Tekanan sosial seperti pamer di media sosial, tren kuliner, atau liburan mewah bisa membuat pengeluaran membengkak tanpa disadari. Komunikasi antara pasangan mengenai prioritas dan nilai hidup sangat penting.

Salah satu strategi efektif adalah mengadopsi gaya hidup minimalis: membeli barang berdasarkan kebutuhan, bukan keinginan. Fokus pada pengalaman dan kualitas hidup jangka panjang, bukan impresi sesaat. Ini akan membantu pasangan muda membangun kebiasaan sehat secara finansial.

Perencanaan keuangan bukan sekadar soal angka, tapi juga soal kedisiplinan dan komunikasi antaranggota keluarga. Untuk keluarga muda, memulai sejak dini memberikan keuntungan besar karena waktu adalah aset terpenting dalam membangun kekayaan.

Melalui pencatatan pengeluaran, perlindungan melalui asuransi, investasi cerdas, dan gaya hidup bijak, pasangan muda bisa menghindari jebakan finansial dan lebih tenang dalam merencanakan masa depan.

Dengan kemajuan teknologi dan mudahnya akses informasi, menunda bukan pilihan. Ini adalah tanggung jawab bersama dalam keluarga. Mulailah dari hal kecil: mencatat pengeluaran dan merancang tujuan keuangan bersama. Masa depan yang stabil dimulai hari ini dengan Perencanaan Keuangan Keluarga.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait