

Israel Hadapi Gempuran Terus Menerus Dari Militer Iran Sehingga Membuat Beberapa Kota Di Israel Hancur Dan Memakan Korban Jiwa. Operasi militer Israel terhadap Iran di kenal sebagai Operation Rising Lion di mulai pada 13 Juni 2025 dan menandai eskalasi langsung terbesar antara kedua negara dalam beberapa dekade. Setelah menghancurkan lebih dari 100 lokasi strategis, termasuk fasilitas nuklir dan militer di Teheran, Isfahan, serta Natanz, Israel berhasil menonaktifkan sejumlah infrastruktur senjata dan komando Tentara Garda Revolusi Iran (IRGC).
Militer Israel juga melakukan operasi gabungan bersama Mossad, yang menggunakan drone senjata untuk melumpuhkan peluncur rudal dan pertahanan udara Iran dari dalam negeri mereka melalui jaringan rahasia yang baru diungkap . Ketika Iran merespons dengan serangan rudal dan drone serta membunuh komandan elit IRGC—Saeed Izadi dan Behnam Shahriyari Israel mengklaim berhasil menunda program nuklir Iran hingga 2–3 tahun.
Di dalam negeri, Israel Hadapi Gempuran namun stabil: sistem kewaspadaan udara aktif setiap hari, terutama di kota seperti Yerusalem dan Haifa. Seismik serangan Iran—seperti tembakan rudal ke Haifa—baru-baru ini menyebabkan puluhan korban dan kerusakan infrastruktur . Dewan Pertahanan Nasional Israel meningkatkan kewaspadaan, bahkan pihak perbankan internasional menurunkan peringkat kredit Israel akibat risiko geopolitik .
Secara ekonomi, aksi militer tersebut mendorong gejolak pasar global: harga minyak dunia menanjak karena kekhawatiran pasokan, sementara pasar saham Israel (TASE) mencatat fluktuasi tajam . Negara-negara Teluk seperti Oman dan Qatar, serta blok Eropa, tengah memfasilitasi dialog de-eskalasi agar konflik tidak meluas .
Secara diplomatik, ada tekanan internasional besar. Presiden Macron menawarkan paket negosiasi nuklir, meski Iran menolak sempat berunding tanpa penghentian serangan . Dewan Keamanan PBB dan Komisi Hukum Internasional juga mengutuk serangan terhadap fasilitas sipil Iran, menyoroti potensi pelanggaran hukum perang Israel Hadapi Gempuran.
Konflik Bersenjata Israel Hadapi Gempuran Yang Memuncak pada pertengahan 2025 telah meninggalkan dampak besar terhadap sejumlah kota di Israel, baik secara fisik, psikologis, maupun sosial. Meskipun Israel memiliki sistem pertahanan udara yang sangat canggih seperti Iron Dome dan David’s Sling, beberapa serangan balasan dari Iran dan sekutunya tetap berhasil menembus pertahanan dan menyebabkan kerusakan serta korban jiwa. Berikut beberapa Kota Yang Terdampak Paling Signifikan:
Sebagai kota pelabuhan utama di utara Israel, Haifa menjadi salah satu target utama dalam serangan rudal Iran. Serangan ini menyebabkan kerusakan pada pelabuhan, kawasan industri, serta fasilitas energi. Ledakan besar bahkan sempat memicu kebakaran di beberapa bagian kota. Kehidupan warga terganggu, dan ribuan orang terpaksa mengungsi sementara.
Meski di lindungi ketat oleh pertahanan udara, Tel Aviv tetap mengalami gangguan besar. Beberapa ledakan terjadi di pinggiran kota, menimbulkan kepanikan dan memaksa warga berlindung di tempat penampungan darurat. Aktivitas ekonomi, penerbangan, dan layanan publik sempat lumpuh selama beberapa hari.
Kota suci ini juga berada dalam kondisi siaga tinggi. Meskipun tidak menjadi target utama serangan langsung, Yerusalem menghadapi ketegangan luar biasa. Tempat-tempat ibadah di tutup sementara, dan aktivitas pariwisata terhenti total. Pemerintah memperketat penjagaan untuk mencegah kerusuhan antarkelompok akibat ketegangan politik dan agama.
Kota-kota di wilayah selatan seperti Ashkelon dan Ashdod yang dekat dengan Gaza dan Lebanon selatan menjadi sasaran roket dari milisi yang berpihak pada Iran, seperti Hizbullah dan milisi Gaza. Sekolah di tutup, warga tinggal di tempat perlindungan, dan kerusakan bangunan sipil di laporkan cukup parah.
Kota di gurun Negev ini juga sempat terdampak secara tidak langsung akibat gangguan jaringan komunikasi dan infrastruktur umum, serta tekanan terhadap rumah sakit dan logistik bantuan sipil.
Secara keseluruhan, perang ini membawa trauma kolektif bagi warga Israel, menimbulkan ketidakpastian ekonomi, serta menegaskan kembali pentingnya perlindungan sipil dan diplomasi dalam mencegah eskalasi konflik regional.
Serangan balasan Iran ke wilayah Israel pada pertengahan tahun 2025 memicu reaksi besar dari berbagai negara dan organisasi internasional. Gempuran tersebut yang melibatkan rudal balistik dan drone ke sejumlah kota utama di Israel, termasuk Haifa dan Tel Aviv, menandai eskalasi konflik yang paling serius antara kedua negara dalam beberapa dekade terakhir. Berikut adalah rangkuman Respons Dunia Terhadap Kejadian Tersebut:
AS secara tegas menyatakan dukungan penuh terhadap Israel. Presiden AS mengecam tindakan Iran sebagai agresi langsung terhadap sekutu utamanya di Timur Tengah dan memperingatkan akan adanya konsekuensi militer jika Iran terus melancarkan serangan. Kapal induk dan sistem pertahanan tambahan dikirim ke kawasan Teluk sebagai bentuk kesiapsiagaan.
Negara-negara Uni Eropa mengutuk gempuran Iran dan menyerukan de-eskalasi segera. Uni Eropa juga mendorong dilakukannya investigasi terhadap potensi pelanggaran hukum internasional dan kemanusiaan, terutama jika serangan menyasar wilayah sipil. Beberapa negara seperti Jerman dan Prancis mengusulkan dimulainya kembali perundingan nuklir dengan pengawasan internasional ketat.
Respons negara-negara Arab beragam. Arab Saudi dan Uni Emirat Arab mendesak Iran dan Israel untuk menahan diri dan menghindari konflik regional yang lebih luas. Qatar dan Oman menawarkan diri sebagai mediator untuk membuka jalur diplomasi. Sementara itu, Hizbullah di Lebanon menyatakan dukungan terhadap Iran dan melakukan serangan tambahan ke perbatasan utara Israel.
Sekretaris Jenderal PBB menyampaikan keprihatinan mendalam atas eskalasi konflik dan menyerukan gencatan senjata segera. Dewan Keamanan PBB mengadakan sidang darurat, namun kesepakatan bersama sulit di capai karena perbedaan posisi antara negara-negara besar.
Rusia dan Tiongkok menyuarakan keprihatinan atas instabilitas kawasan. Keduanya menyerukan penyelesaian damai dan menentang keterlibatan militer eksternal yang dapat memperburuk ketegangan.
Berikut ini adalah gambaran Kondisi Terkini Israel Per Akhir Juni 2025 pasca eskalasi konflik dengan Iran serta dampak yang di rasakan saat ini:
Itulah tadi beberapa ulasan mengenai Israel Hadapi Gempuran.